KEBAJIKAN
Ø PENGERTIAN
TENTANG KEBAJIKAN
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama
dengan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama, dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk
bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia
adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur
terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai
pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal
kebajikan.
Manusia
merupakan makhluk sosial : manusia hidup bermasyarakat, manusia saling
membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan dan
sebagainya.
Manusia sebagai makhluk Tuhan,
diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia
dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam sekitarnya seperti
tanah,air,tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan,kita harus melihat
dari tiga segi yaitu :
*Manusia sebagai makhluk pribadi
*Manusia sebagai anggota masyarakat
*Manusia sebagai makhluk Tuhan
Ø MAKNA KEBAJIKAN
Sebagai
makhluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang yang baik dan apa
yang yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati adalah semacam
bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan
baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi sura hati dapat
merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu, nilai suara hati amat besar dan penting
dalam hidup manusia. Misalnya orang tahu bahwa membunuh itu buruk, jahat, suara
hatinya mengatakan demikian, namun manusia kadang-kadang tak mendengarkan suara
hatinya.
Suara
hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat
yang baik bagi dirinya. Oleh karana itu, kalau seseorang untuk berbuat sesuatu
sesuai sdengan bisikan suara hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti
baik. Karena merupakan anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan
suara masyarakat.Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi- pribadi, sehingga
setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati
pribadi-pribadi dalam masyarakat itu. Sebagaimana sura hati tiap pribadi itu
pasti selalu menginginan yang baik, maka masyarakat yang terdiri atas
pribadi-pribadi itu pun pasti suara hatinya juga menginginkan yang baik.
Sesuatu yang baik bagi masyarakat, berarti
baik bagi kepentingan masyarakat. Tetapi dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang
baik bagi kepentingan umum/ masyarakat tidak baik bagi salah seorang atau
segelintir orang didalamnya atau sebaliknya. Dengan demikian seseorang harus
tunduk kepada apa yang baik bagi masyarakat umum.
Sebagai makhluk Tuhan, manusiapun harus mendengarkan suara hati Tuhan.
Suara Tuhan selalu membisikan agar manusia berbuat baik dan menghilangkan
perbuatan yang tidak baik.Jadi untuk mengukur perbuatan baik buruk,harus kita
dengarpula suara Tuhan atau kehendak Tuhan.Kehendak Tuhan berbentuk hukum Tuhan
atau hukum agama.
Jadi
kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati
masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik,
bertinkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak
merangsang bagi yang melihatnya.
Baik
buruk, kebajikan dan ketidak bajikan menimbulkan daya kreatifitas bagi seniman.
Banyak hasil seni lahir dari imajinasi kebajikan dan ketidak bajikan.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang terselubung
kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang
munafik, yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.Kebajikan nyata dapat
dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan
hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri sehingga tingkah
laku setiap orang berbeda beda.
Ø FAKTOR-FAKTOR TINGKAH LAKU SESEORANG
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal :
1. Faktor pembawaan (heriditas) yang telah
ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal
yang diturunkan oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara sekandung
tidak memiliki pembawaan yang sama. Hal ini disebabkan karena sel-sel benih
yang mengandung faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat banyak,
pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga
menghasilkan anak yang bermacam-macam juga (prinsip variasi dalam keturunan).
Namun mereka yang bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata, yaitu
sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara sekandung (prinsip
regresi filial). Pada masa konsepsi atau pembuahan itulah terjadi pembentukan
temperamen seseorang.
2. Faktor lingkungan (environment),lingkungan yang membentuk
seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seseorang anak lahir
(Masa
pembentukan
seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama). Lingkungan
membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Dalam lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak yang lebih tua merupakan
panutan seseorang, sehingga bila yang dianut sebagai teladan berbuat yang
baik-baik, maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan baik juga.
Dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu
teman-temansekolah kita ikut serta memberikan andilnya.
3. Faktor pengalaman yang khas yang pernah
diperoleh, Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis
yang sifatnya positif,memberikan pada manusia bekal yang selalu dipergunakan
sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan. Mungkin sekali bahwa
berdasarkan hati nurani seseorang mau menolong orang kesusahan, tetapi karena
pernah memperoleh pengalaman pahit waktu mau menolong orang dalam kesusahan,
tetapi karena niat baiknya itu tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu.
Belajar hidup dari pengalaman inilah yang merupakan pembentukan budaya dalam
diri seseorang.
Dalam
prakteknya, diri ketiga faktor diatas, yaitu heriditas, lingkungan, dan
pengalaman , manakah yang paling dominan, sulit diberikan jawaban karena
ketiga-tiganya terjalin erat sekali. Disamping itu ketiga faktor tersebut dalam
membentuk pribadi seseorang berbeda kekuatannya dengan pembentukan pada pribadi
lain.
Sumber : buku ibd ilmu budaya dasar halaman
4-6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar