Pengertian
dan Karakteristik Kelompok
1.
Pengertian Kelompok Dan Karakteristik Kelompok
Kelompok dapat diartikan sejumlah orang yg terlibat
dalam interaksi pada suatu pertemuan tatap muka, di mana setiap anggota
mendapat kesan yg jelas, sehingga seseorang baik di saat timbul pertanyaan
maupun sesudahnya dpt memberikan tanggapan kepada yang lainnya.
Menurut Cartwrigh & Zander,kelompok adalah
kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling
bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan
bersama,menyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi.
Menurut ADLER & RODMAN, Kelompok adalah
sekumpulan kecil orang yg saling berinteraksi, biasanya tatap muka dlm waktu yg
lama guna mencapai tujuan tertentu. Ada 4 elemen kelompok yaitu: interaksi,
waktu, ukuran, tujuan.
Ø Karakteristik
Kelompok
1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi
sosial baik secara verbal maupun non verbal.
Interaksi
→ Fisik, verbal, nonverbal, emosional
2. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga
dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
Struktur →
Pola hubungan yang stabil diantara anggota.
3. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu
sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.
4.Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai
tujuan atau minat yang sama.
5.Individu yang tergabung dalam kelompok,saling
mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota
kelompoknya.
6.. Tujuan
- Intrinsik
- Ekstrinsik (tujuan bersama):
a. Faktor pemersatu paling kuat (ex: olah raga)
b. Memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan
tercapai
7. Groupness → entitavity (kesatuan) : Tingkat
dimana kesatuan kekuatan
tunggal menyatu
8. Ketergantungan Dinamis
2.
Tahapan Pembentukan Kelompok
Ø Tahap-tahap
Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali
diajukan oleh Bruce Tackman pada
1965. Teori ini dikenal sebagai salah satu teori
pembentukan kelompok yang terbaik
dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep
ini dicetuskan.
Teori ini memfokuskan pada cara suatu kelompok
menghadapi suatu tugas mulai dari
awal pembentukan kelompok hingga proyek selesai.
Selanjutnya Tuckman menambahkan tahap kelima yaitu
adjourning dan transforming
untuk melengkapi teori ini.
·
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan
diberikan tugas. Anggota kelompok
cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun
memiliki itikad baik namun mereka
belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya.
Waktu banyak dihabiskan untuk
merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan
diri satu sama lain.
·
Tahap 2 – Storming
Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide
berhubungan dengan tugas
yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam
masalah apa yang harus
merka selesaikan, bagaimana fungsi mereka
masing-masing dan model kepemimpinan
seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota
kelompok saling terbuka dan
mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka
masing-masing.
Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai.
Namun ada pula beberapa
kelompok yang mandek pada tahap ini.
Tahap storming sangatlah penting untuk perkembangan
suatu kelompok. Tahap ini bisa
saja menyakitkan bagi anggota kelompok yang
menghindari konflik. Anggota kelompok
harus memiliki toleransi terhadap perbedaan yang
ada.
·
Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota
kelompok. Peranan dan tanggung
jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan haromoni
seiring dengan kesepakatan
yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan
nilai-nilai yang digunakan.
Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat
mempercayai satu sama lain seiring
dengan mereka melihat kontribusi penting
masing-masing anggota untuk kelmpok.
·
Tahap 4 – Performing
Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan
pekerjaan dengan
lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak
perlu dan supervisi eksternal. Anggota
kelompok saling tergantung satu sama lainnya dan
mereka saling respek dalam
berkomunikasi.
Supervisor dari kelompok ini bersifat partisipatif.
Keputusan penting justru banyak
diambil oleh kelompok.
·
Tahap 5 – Adjourning dan Transforming
Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek
berakhir dan kelompok membubarkan
diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun
ketika mereka mengalami
perubahan (transforming). Misalnya jika ada review
mengenai goal ataupun ada
perubahan anggota kelompok.
Keunggulan dari teori ini adalah menjadi suatu
pedoman dalam pembentukan suatu
kelompok. Sementara itu keterbatasannya antara lain:
· Model ini didesain untuk menjelaskan tahap-tahap
yang terjadi pada kelompok
dengan ukuran kecil
· Pada kenyataannya, proses kelompok tidak linear
seperti penjelasan pada teori
Tuckman, namun lebih bersifat siklus.
· Karakteristik tiap tahap tidak selalu saklek
seperti itu. Karena model ini
berkaitan dengan perilaku manusia, maka kadang tidak
jelas ketika sebuah
kelompok berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya.
Mungkin saja terjadi
tumpang tindih antar tahap tersebut.
· Model ini tidak memperhitungkan peranan yang harus
diambil individu dalam
kelompok
· Tidak ada pedoman mengenai jangka waktu mengenai
perpindahan dari satu
tahap ke tahap lainnya.
3.
Kekuatan Team Work
Teamwork disini artinya kemampuan bekerjasama untuk
menuju satu visi yang sama dan hal ini hal ini hanya akan terbangun jika setiap
individu dan unit kerja di dalam perusahaan menyadari bahwa mereka tidak
mungkin mampu mencapai tujuan perusahaan secara sendiri-sendiri. Tiap individu
atau tiap unit memang memiliki tujuan masing-masing. Akan tetapi, dalam teamwork
yang efektif, tujuan masing-masing kelompok akan muncul sebagai target bersama
dan menimbulkan ketergantungan satu dengan yang lainnya secara positif.
Dalam teknik akuntansi lingkungan bisnis dapat
digunakan untuk memberikan tindakan keuangan manfaat kerja sama tim yang
berguna untuk membenarkan konsep. Teamwork semakin dianjurkan oleh pembuat
kebijakan perawatan kesehatan sebagai sarana menjamin kualitas dan keamanan
dalam pengiriman layanan, sebuah komite dari Institute of Medicine merekomendasikan
pada tahun 2000 bahwa program keselamatan pasien “mendirikan program pelatihan
tim interdisipliner bagi penyedia yang menggabungkan metode terbukti pelatihan
tim, seperti simulasi.”
Secara umum, untuk membangun teamwork yang solid
dibutuhkan beberapa syarat :
1. Jangan bersikap individualistis.
Dalam suatu tim yang solid, kita tidak boleh menunjukkan ego masing-masing. Setiap anggota tim harus keluar dari diri sendiri dan masuk ke dalam kesatuan tim. Adanya kesediaan untuk saling menghormati, saling memaafkan saling menerima kekurangan, dan memberi pelayanan satu sama lain. Dalam kondisi ini perlu ada kesediaan individu untuk meninggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar yaitu perusahaan.
Dalam suatu tim yang solid, kita tidak boleh menunjukkan ego masing-masing. Setiap anggota tim harus keluar dari diri sendiri dan masuk ke dalam kesatuan tim. Adanya kesediaan untuk saling menghormati, saling memaafkan saling menerima kekurangan, dan memberi pelayanan satu sama lain. Dalam kondisi ini perlu ada kesediaan individu untuk meninggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar yaitu perusahaan.
2. Berikan kontribusi
Keberhasilan suatu teamwork hanya bisa dicapai karena adanya kontribusi dari setiap individu yang terlibat. Untuk itu setiap anggota tim harus mampu berperan sesuai dengan kompetensinya, sehingga satu sama lain bisa saling melengkapi. Masing-masing unit harus menjalankan tugas dan tanggung jawab, saling menyelaraskan antara upaya yang telah dilakukan satu unit dengan upaya unit lain dalam satu tim sehingga apa yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai. Kebersamaan tim hanya dapat terwujud, manakala setiap orang atau unit dapat memainkan perannya semaksimal mungkin, dapat mengisi kekurangan unit lain dan bukannya saling menyalahkan.
Keberhasilan suatu teamwork hanya bisa dicapai karena adanya kontribusi dari setiap individu yang terlibat. Untuk itu setiap anggota tim harus mampu berperan sesuai dengan kompetensinya, sehingga satu sama lain bisa saling melengkapi. Masing-masing unit harus menjalankan tugas dan tanggung jawab, saling menyelaraskan antara upaya yang telah dilakukan satu unit dengan upaya unit lain dalam satu tim sehingga apa yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai. Kebersamaan tim hanya dapat terwujud, manakala setiap orang atau unit dapat memainkan perannya semaksimal mungkin, dapat mengisi kekurangan unit lain dan bukannya saling menyalahkan.
3. Bersikap fleksibel
Dalam suatu tim, kita harus mampu bersikap fleksibel. Ada kesediaan untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Misalnya dulu biasa dilayani, sekarang harus merubah paradigma yaitu ada kesediaan untuk melayani. Selain itu kita juga perlu kreatif, bila satu cara tidak memberikan hasil, kita harus mampu mencari cara lain yang lebih efektif. Selalu ada keinginan mencoba gagasan baru dan cara-cara baru. Kita tidak boleh kaku dan terpaku pada kebiasaan lama atau keberhasilan masa lalu. Setiap tim harus menjadi ‘learning community’ artinya mereka harus cepat memetakan situasi serta mempelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk menjadi pemenang dalam situasi persaingan.
Dalam suatu tim, kita harus mampu bersikap fleksibel. Ada kesediaan untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Misalnya dulu biasa dilayani, sekarang harus merubah paradigma yaitu ada kesediaan untuk melayani. Selain itu kita juga perlu kreatif, bila satu cara tidak memberikan hasil, kita harus mampu mencari cara lain yang lebih efektif. Selalu ada keinginan mencoba gagasan baru dan cara-cara baru. Kita tidak boleh kaku dan terpaku pada kebiasaan lama atau keberhasilan masa lalu. Setiap tim harus menjadi ‘learning community’ artinya mereka harus cepat memetakan situasi serta mempelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk menjadi pemenang dalam situasi persaingan.
4. Komunikasi
Ketika seluruh anggota tim tidak mementingkan diri sendiri, mampu bersikap fleksibel dan beradaptasi satu sama lain, maka tim mampu bersatu dalam kebersamaan. Untuk menjadi tim yang kuat, satu sama lain harus saling mengerti, saling memahami, saling memuji. Komunikasi adalah cara untuk saling mengenali satu sama lain. Dalam prosesnya, hubungan yang erat, dimana satu sama lain saling mengenal dengan baik, saling memahami sehingga dapat membaca apa yang sedang dibutuhkan yang lain tanpa harus mengatakannya.
Ketika seluruh anggota tim tidak mementingkan diri sendiri, mampu bersikap fleksibel dan beradaptasi satu sama lain, maka tim mampu bersatu dalam kebersamaan. Untuk menjadi tim yang kuat, satu sama lain harus saling mengerti, saling memahami, saling memuji. Komunikasi adalah cara untuk saling mengenali satu sama lain. Dalam prosesnya, hubungan yang erat, dimana satu sama lain saling mengenal dengan baik, saling memahami sehingga dapat membaca apa yang sedang dibutuhkan yang lain tanpa harus mengatakannya.
5. Komitmen
Setiap anggota harus memberikan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini ditandai dengan sikap loyal, semangat untuk mencapai tujuan, berupaya untuk menampilkan hasil kerja yang berkualitas dan sempurna, bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dan disiplin.
Setiap anggota harus memberikan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini ditandai dengan sikap loyal, semangat untuk mencapai tujuan, berupaya untuk menampilkan hasil kerja yang berkualitas dan sempurna, bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dan disiplin.
6. Kepercayaan dan Saling Menghargai
Dengan saling percaya dan saling menghormati, tidak ada musuh yang dapat mengalahkan kita. Dalam satu tim, kita harus menunjukkan kasih sayang dan kepedulian. Setaip anggota tim dapat saling bergantung dan berpegang bersama menempuh berbagai tekanan, menghadapi perlawanan, menghadapi persoalan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Dengan saling percaya dan saling menghormati, tidak ada musuh yang dapat mengalahkan kita. Dalam satu tim, kita harus menunjukkan kasih sayang dan kepedulian. Setaip anggota tim dapat saling bergantung dan berpegang bersama menempuh berbagai tekanan, menghadapi perlawanan, menghadapi persoalan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
7. Patuhilah Pemimpin
Dalam suatu tim, peran kepemimpinan juga cukup penting. Bagaimana sasaran bisa tercapai bila tidak ada pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam kerja tim, anggota tim harus bersedia mematuhi pemimpinnya. Meski demikian, ini tidak berarti pemimpin harus menjadi tiran, yang hanya memaksakan kehendak, dan anggota hanya sebagai hamba saja. Pemimpin dan pemain adalah partner, dengan peran yang berbeda. Tetapi apabila anggota tim menentang, mengabaikan atau menggerogoti wibawa kepemimpinan, maka kebersamaan tim akan terpecah belah.
Dalam suatu tim, peran kepemimpinan juga cukup penting. Bagaimana sasaran bisa tercapai bila tidak ada pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam kerja tim, anggota tim harus bersedia mematuhi pemimpinnya. Meski demikian, ini tidak berarti pemimpin harus menjadi tiran, yang hanya memaksakan kehendak, dan anggota hanya sebagai hamba saja. Pemimpin dan pemain adalah partner, dengan peran yang berbeda. Tetapi apabila anggota tim menentang, mengabaikan atau menggerogoti wibawa kepemimpinan, maka kebersamaan tim akan terpecah belah.
8. Ingatlah selalu bahwa : “teamwork makes the dream
work”.
Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan
produktifitas dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan
efektivitas dari sumber daya yang ada. apa implikasi manajerial yang muncul
dari organisasi tanpa pembatas (borderless Tipe organisasi transnasional/tanpa
batas memakai pengaturan yang mengeliminasi atau menghapus halangan geografis
artitisial.Para manajer memilih pendekatan ini dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektivitas di pasar global yang kompetitif.Implikasi yang
dirasakan oleh para pihak manajer adalah bagaimana mereka bisa mengembangkan
produk yang diproduksi di negara lain,dengan baik dengan cara memanfaatkan
sumber daya alam dan manusia yang ada pada negara ttersebut.Jadi struktur
organisasi manajerial tidak akan berpusat pada satu organisasi manajerial namun
harus mencakup seluruh struktur organisasi manajerial di seluruh negara dimana
perusahaan iitu berada.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia implikasi
mempunya arti yaitu akibat.kata implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa
aspek salah satu aspek yang akan saya bahas kali ini implikasi manajerial. Dalam
manajemen sendiri terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis,
pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. implikasi kebijakan meliputi sifat substantif,
perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
Jadi implikasi manajerial memiliki arti Proses
Pengambilan Keputusan Partisipatif Dalam Organisasi manajerial yang baik.
Teori Managerial Grid
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S.
Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for
people” dan “concern for production”. Pada dasarnya teori managerial grid ini
mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu
:
1. Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha
yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap
cukup untuk mempertahankan organisasi.
2. Country Club artinya kepemimpinann didasarkan
kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan
individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja
yang nyaman dan ramah.
3. Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa
keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu
yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan
kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan
kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
4. Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja
sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan
individu dalam organisasi.
5. Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan
pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata
lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan
kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang
memuaskan.
Komunikasi Organisasi
Dalam system komunikasi organisasi, partisipatif
telah menggunakan komunikasi dua arah, yaitu system atau pola komunikasi yang
akan menghasilkan umpan balik secara langsung dari komunikan untuk dijadikan
evaluasi. Pemimpin akan sering berkomunikasi dengan bawahan dalam merumuskan
hal-hal yang dapat dirumuskan dengan bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa
komuniksai harus berfungsi juga sebagai persuatif dan regulative. Kepemimpinan
situasional memungkinkan seorang pemimpin melaksanakan kepemimpinannya sesuai
dengan kondisi yang terjadi. Untuk komunikasi satu arah seperti Telling,
mengharuskan pemimpin untuk lebih banyak mengarahkan, hal ini dilakukan agar
tugas yang dilaksanakan sesuai dengan alur atau tujuan yang telah ditetapkan.
Komunikasi satu arah akan mengalami kesulitan dalam menerima umpan balik
sebagai evaluasi bagi organisasi. Terkadang dengan komunikasi satu arah,
kondisi kerja akan terasa kaku karena bersifat formal.
Dalam kepemimpinan situsional yang dikembangkan
menjadi empat bagian, membutuhkan komunikasi karena pada dasarnya kepemimpinan
mempengaruhi orang. Dalam kepemimpinn ini, Delegating dengan tugas dan perilaku
yang rendah menjdi aspek yang paling disukai apabila bawahan memiliki tingkat
kesiapan yang tinggi, karena ada kebebasan dan kepercayaan dari pemimpin untuk
berpartisipasi.
Sumber:
1.Wikipedia, 12MANAGE, The Team Building Company
4.http://safarael.wordpress.com/2014/03/07/tugas-softskill-pengertian-dan-karakteristik-kelompok/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar