Kamis, 17 April 2014

Bekerjasama Dalam Team ( Kelompok )


Pengertian dan Karakteristik Kelompok

1. Pengertian Kelompok Dan Karakteristik Kelompok

Kelompok dapat diartikan sejumlah orang yg terlibat dalam interaksi pada suatu pertemuan tatap muka, di mana setiap anggota mendapat kesan yg jelas, sehingga seseorang baik di saat timbul pertanyaan maupun sesudahnya dpt memberikan tanggapan kepada yang lainnya.

Menurut Cartwrigh & Zander,kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama,menyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi.

Menurut ADLER & RODMAN, Kelompok adalah sekumpulan kecil orang yg saling berinteraksi, biasanya tatap muka dlm waktu yg lama guna mencapai tujuan tertentu. Ada 4 elemen kelompok yaitu: interaksi, waktu, ukuran, tujuan.

Ø  Karakteristik Kelompok

1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.

    Interaksi → Fisik, verbal, nonverbal, emosional

2. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.

 Struktur → Pola hubungan yang stabil diantara anggota.

3. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.

4.Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.

5.Individu yang tergabung dalam kelompok,saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.

6.. Tujuan

- Intrinsik

- Ekstrinsik (tujuan bersama):

a. Faktor pemersatu paling kuat (ex: olah raga)

b. Memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai

7. Groupness → entitavity (kesatuan) : Tingkat dimana kesatuan kekuatan

tunggal menyatu

8. Ketergantungan Dinamis

2. Tahapan Pembentukan Kelompok

Ø  Tahap-tahap Pembentukan Kelompok

Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman pada

1965. Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik

dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan.

Teori ini memfokuskan pada cara suatu kelompok menghadapi suatu tugas mulai dari

awal pembentukan kelompok hingga proyek selesai.

Selanjutnya Tuckman menambahkan tahap kelima yaitu adjourning dan transforming

untuk melengkapi teori ini.

·         Tahap 1 – Forming

Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok

cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka

belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk

merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain.

·         Tahap 2 – Storming

Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas

yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah apa yang harus

merka selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing dan model kepemimpinan

seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota kelompok saling terbuka dan

mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing.

Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula beberapa

kelompok yang mandek pada tahap ini.

Tahap storming sangatlah penting untuk perkembangan suatu kelompok. Tahap ini bisa

saja menyakitkan bagi anggota kelompok yang menghindari konflik. Anggota kelompok

harus memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada.

·         Tahap 3 – Norming

Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung

jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan haromoni seiring dengan kesepakatan

yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan.

Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring

dengan mereka melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelmpok.

·         Tahap 4 – Performing

Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan

lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota

kelompok saling tergantung satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam

berkomunikasi.

Supervisor dari kelompok ini bersifat partisipatif. Keputusan penting justru banyak

diambil oleh kelompok.

·         Tahap 5 – Adjourning dan Transforming

Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan

diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun ketika mereka mengalami

perubahan (transforming). Misalnya jika ada review mengenai goal ataupun ada

perubahan anggota kelompok.

Keunggulan dari teori ini adalah menjadi suatu pedoman dalam pembentukan suatu

kelompok. Sementara itu keterbatasannya antara lain:

· Model ini didesain untuk menjelaskan tahap-tahap yang terjadi pada kelompok

dengan ukuran kecil

· Pada kenyataannya, proses kelompok tidak linear seperti penjelasan pada teori

Tuckman, namun lebih bersifat siklus.

· Karakteristik tiap tahap tidak selalu saklek seperti itu. Karena model ini

berkaitan dengan perilaku manusia, maka kadang tidak jelas ketika sebuah

kelompok berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya. Mungkin saja terjadi

tumpang tindih antar tahap tersebut.

· Model ini tidak memperhitungkan peranan yang harus diambil individu dalam

kelompok

· Tidak ada pedoman mengenai jangka waktu mengenai perpindahan dari satu

tahap ke tahap lainnya.

3. Kekuatan Team Work

Teamwork disini artinya kemampuan bekerjasama untuk menuju satu visi yang sama dan hal ini hal ini hanya akan terbangun jika setiap individu dan unit kerja di dalam perusahaan menyadari bahwa mereka tidak mungkin mampu mencapai tujuan perusahaan secara sendiri-sendiri. Tiap individu atau tiap unit memang memiliki tujuan masing-masing. Akan tetapi, dalam teamwork yang efektif, tujuan masing-masing kelompok akan muncul sebagai target bersama dan menimbulkan ketergantungan satu dengan yang lainnya secara positif.

Dalam teknik akuntansi lingkungan bisnis dapat digunakan untuk memberikan tindakan keuangan manfaat kerja sama tim yang berguna untuk membenarkan konsep. Teamwork semakin dianjurkan oleh pembuat kebijakan perawatan kesehatan sebagai sarana menjamin kualitas dan keamanan dalam pengiriman layanan, sebuah komite dari Institute of Medicine merekomendasikan pada tahun 2000 bahwa program keselamatan pasien “mendirikan program pelatihan tim interdisipliner bagi penyedia yang menggabungkan metode terbukti pelatihan tim, seperti simulasi.”

Secara umum, untuk membangun teamwork yang solid dibutuhkan beberapa syarat :

1. Jangan bersikap individualistis.
Dalam suatu tim yang solid, kita tidak boleh menunjukkan ego masing-masing. Setiap anggota tim harus keluar dari diri sendiri dan masuk ke dalam kesatuan tim. Adanya kesediaan untuk saling menghormati, saling memaafkan saling menerima kekurangan, dan memberi pelayanan satu sama lain. Dalam kondisi ini perlu ada kesediaan individu untuk meninggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar yaitu perusahaan.

2. Berikan kontribusi
Keberhasilan suatu teamwork hanya bisa dicapai karena adanya kontribusi dari setiap individu yang terlibat. Untuk itu setiap anggota tim harus mampu berperan sesuai dengan kompetensinya, sehingga satu sama lain bisa saling melengkapi. Masing-masing unit harus menjalankan tugas dan tanggung jawab, saling menyelaraskan antara upaya yang telah dilakukan satu unit dengan upaya unit lain dalam satu tim sehingga apa yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai. Kebersamaan tim hanya dapat terwujud, manakala setiap orang atau unit dapat memainkan perannya semaksimal mungkin, dapat mengisi kekurangan unit lain dan bukannya saling menyalahkan.

3. Bersikap fleksibel
Dalam suatu tim, kita harus mampu bersikap fleksibel. Ada kesediaan untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Misalnya dulu biasa dilayani, sekarang harus merubah paradigma yaitu ada kesediaan untuk melayani. Selain itu kita juga perlu kreatif, bila satu cara tidak memberikan hasil, kita harus mampu mencari cara lain yang lebih efektif. Selalu ada keinginan mencoba gagasan baru dan cara-cara baru. Kita tidak boleh kaku dan terpaku pada kebiasaan lama atau keberhasilan masa lalu. Setiap tim harus menjadi ‘learning community’ artinya mereka harus cepat memetakan situasi serta mempelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk menjadi pemenang dalam situasi persaingan.

4. Komunikasi
Ketika seluruh anggota tim tidak mementingkan diri sendiri, mampu bersikap fleksibel dan beradaptasi satu sama lain, maka tim mampu bersatu dalam kebersamaan. Untuk menjadi tim yang kuat, satu sama lain harus saling mengerti, saling memahami, saling memuji. Komunikasi adalah cara untuk saling mengenali satu sama lain. Dalam prosesnya, hubungan yang erat, dimana satu sama lain saling mengenal dengan baik, saling memahami sehingga dapat membaca apa yang sedang dibutuhkan yang lain tanpa harus mengatakannya.

5. Komitmen
Setiap anggota harus memberikan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini ditandai dengan sikap loyal, semangat untuk mencapai tujuan, berupaya untuk menampilkan hasil kerja yang berkualitas dan sempurna, bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dan disiplin.

6. Kepercayaan dan Saling Menghargai
Dengan saling percaya dan saling menghormati, tidak ada musuh yang dapat mengalahkan kita. Dalam satu tim, kita harus menunjukkan kasih sayang dan kepedulian. Setaip anggota tim dapat saling bergantung dan berpegang bersama menempuh berbagai tekanan, menghadapi perlawanan, menghadapi persoalan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.

7. Patuhilah Pemimpin
Dalam suatu tim, peran kepemimpinan juga cukup penting. Bagaimana sasaran bisa tercapai bila tidak ada pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam kerja tim, anggota tim harus bersedia mematuhi pemimpinnya. Meski demikian, ini tidak berarti pemimpin harus menjadi tiran, yang hanya memaksakan kehendak, dan anggota hanya sebagai hamba saja. Pemimpin dan pemain adalah partner, dengan peran yang berbeda. Tetapi apabila anggota tim menentang, mengabaikan atau menggerogoti wibawa kepemimpinan, maka kebersamaan tim akan terpecah belah.

8. Ingatlah selalu bahwa : “teamwork makes the dream work”.

 

4.IMPLIKASI MANAJERIAL

Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. apa implikasi manajerial yang muncul dari organisasi tanpa pembatas (borderless Tipe organisasi transnasional/tanpa batas memakai pengaturan yang mengeliminasi atau menghapus halangan geografis artitisial.Para manajer memilih pendekatan ini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas di pasar global yang kompetitif.Implikasi yang dirasakan oleh para pihak manajer adalah bagaimana mereka bisa mengembangkan produk yang diproduksi di negara lain,dengan baik dengan cara memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada pada negara ttersebut.Jadi struktur organisasi manajerial tidak akan berpusat pada satu organisasi manajerial namun harus mencakup seluruh struktur organisasi manajerial di seluruh negara dimana perusahaan iitu berada.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia implikasi mempunya arti yaitu akibat.kata implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek salah satu aspek yang akan saya bahas kali ini implikasi manajerial. Dalam manajemen sendiri terdapat 2 implikasi yaitu :

1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan

2. implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.

Jadi implikasi manajerial memiliki arti Proses Pengambilan Keputusan Partisipatif Dalam Organisasi manajerial yang baik.

 

Teori Managerial Grid

Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for production”. Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :

1. Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.

2. Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.

3. Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.

4. Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.

5. Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.

 

Komunikasi Organisasi

Dalam system komunikasi organisasi, partisipatif telah menggunakan komunikasi dua arah, yaitu system atau pola komunikasi yang akan menghasilkan umpan balik secara langsung dari komunikan untuk dijadikan evaluasi. Pemimpin akan sering berkomunikasi dengan bawahan dalam merumuskan hal-hal yang dapat dirumuskan dengan bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa komuniksai harus berfungsi juga sebagai persuatif dan regulative. Kepemimpinan situasional memungkinkan seorang pemimpin melaksanakan kepemimpinannya sesuai dengan kondisi yang terjadi. Untuk komunikasi satu arah seperti Telling, mengharuskan pemimpin untuk lebih banyak mengarahkan, hal ini dilakukan agar tugas yang dilaksanakan sesuai dengan alur atau tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi satu arah akan mengalami kesulitan dalam menerima umpan balik sebagai evaluasi bagi organisasi. Terkadang dengan komunikasi satu arah, kondisi kerja akan terasa kaku karena bersifat formal.

Dalam kepemimpinan situsional yang dikembangkan menjadi empat bagian, membutuhkan komunikasi karena pada dasarnya kepemimpinan mempengaruhi orang. Dalam kepemimpinn ini, Delegating dengan tugas dan perilaku yang rendah menjdi aspek yang paling disukai apabila bawahan memiliki tingkat kesiapan yang tinggi, karena ada kebebasan dan kepercayaan dari pemimpin untuk berpartisipasi.

 

Sumber:

1.Wikipedia, 12MANAGE, The Team Building Company



4.http://safarael.wordpress.com/2014/03/07/tugas-softskill-pengertian-dan-karakteristik-kelompok/

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar