Rabu, 24 Desember 2014

TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA

4 . Mengapa sebuah karangan ilmiah harus bersifat Objektif, Faktual,  sistematis kalimat-kalimat lugas dan Tuntas ?

Karena pada hakikatnya karangan adalah penjabaran suatu pikiran secara resmi dan teratur tentang suatu topik dengan mengindahkan prinsip komposisi dan konvensi pernaskahan. Suatu karangan akan disebut ilmiah apabila karangan atau tulisan itu merupakan laporan dan analisis dari suatu hasil penelitian, walau bagaimanapun sederhananya karangan ilmiah tersebut. Ciri karangan ilmial harus memenuhi syarat faktual, objektif dan sistematis. Faktual objektif berarti ada faktanya dan sesuai dengan objek yang diteliti. Kesesuaian itu harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Objektif juga mengandung pengertian adanya sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai ukuran umum dalam menilai sesuatu, bukan ukuran subjektif (selera perseorangan). Sistematik berarti tersusun atau terorganisasi dalam suatu sistem. Bagian-bagiannya tidak ada yang berdiri sendiri. Bagian yang satu dengan bagian yang lain harus saling berkaitan, saling menjelaskan, dan saling melengkapi sehingga secara keseluruhan karangan merupakan suatu kesatuan yang utuh.



TUGAS SOFSKILL BAHASA INDONESIA



3. Membuat  suatu artikel dalam bentuk deskriptif, naratif, ekpositoris, argumentatif, persuasif

Karangan Deskriptif
Apotik ini cukup luas, beberapa rak besar tempat obat-obatan berjejer rapi dengan kemasan-kemasan obat warna-warni yang dikelompokkan menurut farmakologinya dan disusun alfabetis. Pandangan saya tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang berisi buku-buku tebal. Ku ambil satu buku yang disampulnya tertulis Informasi Spesialis Obat atau yang biasa disebut kalangan farmasi dengan buku ISO.

Karangan Persuasi
Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong.Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis.

Sabtu, 13 Desember 2014

Tugas sofskill bahasa indonesia

  1. Fungsi Bahasa
  2. Ragam Bahasa
  3. Ejaan
  4. Diksi
  5. Kalimat Efektif
  6. Alinea
  7. Perencanaan Penulisan Karya Ilmiah
  8. Kerangka Karangan
  9. Kutipan dan Daftar Pustaka
Apakah tujuan perkuliahan dapat dicapai dengan menguasai materi – materi bahasa indonesia tersebut ?
Jawab :
Iya, salah satu tujuan dari perkuliahan adalah membuat suatu karya ilmiah. Untuk membuat suatu karya ilmiah yang baik dan benar harus mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan.Salah satu fungsi bahasa adalah menyampaikan suatu pemikiran / gagasan. Sementara itu Bahasa memiliki banyak ragam, bahkan di Indonesia sendiri tidak hanya ada dua atau tiga ragam bahasa namun puluhan. Untuk menyatukan seluruh bahasa tersebut kita menggunakan Bahasa Nasional Bahasa Indonesia. Dengan menggunakan Bahasa Indonesia gagasan yang kita sampaikan dalam karya ilmiah dapat dibaca oleh siapa sajaKita mulai dari fingsi bahasa, bahasa merupakan alat vital kita dalam berkomunikasai, tanpa adanya bahasa kita sulit sekali berkomunikasi kepada orang lain. Bahasa juga menjadi sarana untuk mempersatu bangsa. Bahasa juga menjadi sarana kita berekspresi, contohnya dalam mengeluarkan maksud dari cara pemikiran kita kepada orang lain. Fungsi bahasa juga berfungsi untuk sebagai alat integrasi dan beradaptasi social, sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial, bahasa juga dapat membangun kecerdasan, serta dapat membangun karakter.
Kita juga mempelajari ragam bahasa dimana ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Kita wajib mempelajari keduanya. Kenapa? Karena kedua jenis ragam bahasa tersebut sangat mempengaruhi cara kita bertutur kata, karena kita berbahasa secara lisan maupun tulis.
Ejaan juga sangat penting, bayangkan saat kita membuat karya ilmiah tanpa menggunakan ejaan yang benar maka karya ilmiah kita akan menjadi hancur karena tidak ada tanda baca dan sebagainya
.Dalam penulisan karya ilmiah juga kita harus menggunakan kalimat yang mudah dimengerti dan nyaman untuk dibaca oleh pembaca dari berbagai kalangan. Oleh karena itu dengan mempelajari ejaan, diksi, kalimat efektif, alinea, perancangan penulisan dan kerangka karangan, kita bisa membuat suatu karya ilmiah yang baik dan sistematis sehingga tidak menyulitkan pembaca dalam memahami kandungan yang ada dalam karya ilmiah.Dan terakhir, data / sampel yang kita ambil dalam penelitian ilmiah merupakan fakta dari orang lain baik berupa perkataan maupun karya ilmiah. Dengan mempelajari kutipan dan daftar pustaka kita bisa tahu dan mempertanggung jawabkan data yang kita ambil dari orang tersebut dan orang tersebut juga bisa bertanggung jawab atas data yang telah dia berikan kepada kita karena data yang digunakan harus berupa fakta. Dengan cara ini pula kita bisa menghargai hasil karya orang yang telah memberi data.

Jumat, 06 Juni 2014

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI


Perubahan dan Pengembangan Organisasi


1.Pengertian Perubahan Organisasi

Perubahan adalah hal yang pasti akan dilakukan oleh setiap organisasi di dunia ini untuk menjaga eksistensinya, akibat perubahan zaman. Perubahan atau berubah secara etimologis dapat bermakna sebagai usaha atau perbuatan untuk membuat sesuatu berbeda dari sebelumnya. Dalam istilah perubahan organisasi, dikenal juga istilah serupa yaitu change interventation adalah sebuah rancangan aksi atau tindakan untuk membuat inovasi dan merubah sesuatu menjadi berbeda. Dan change again yaitu individu atau kelompok yang bertindak sebagai katalis atau suatu seseorang yang bertanggung jawab untuk melakukan manajemen dan menentukan prosedur kerjadalam organisasi, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Kurt Lewin, perubahan organisasi merupakan suatu yang sistematis yakni perubahan dari suatu topik yang haya menarik untuk beberapa akademisi dan praktisi menjadi suatu topik yang menarik untuk para eksekutif perusahaan untuk kelangsungan hidup oranisasi.
Hampir semua ahli berpendapat bahwa pengembangan organisasi bertujuan melakukan suatu perubahan. Dengan demikian, penyempurnaan dalam organisasi sebagai suatu sarana perubahan yang harus terjadi maka kemudian secara luas pengembangan organisasi dapat diartikan pula sebagai perubahan organisasi. Ditambahkan pula, perubahan organisasi merupakan suatu pendekatan dan teknik perubahan organisasi yang di dalamnya terkandung suatu proses dan teknologi untuk penyusunan rancangan, arah dan pelaksanaan perubahan organisasi secara berencana.
Perubahan organisasi adalah upaya masyarakat dalam organisasi tersebut, bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan yang sama, dengan melakukan perubahan-perubahan organisasi dalam berbagai aspek. Atau melakukan berbagai penyesuaian dengan perkembanagn zaman yang terus berkembang. Agar tujuanya dapat tercapai, dan dapat bertahan dalam perubahan besar dunia.

 

 

  • Faktor perubahan organisasi

Faktor perubahan organisasi terbagi 2, yaitu:

A. Faktor internal

Adalah segala keseluruhan faktor yang ada di dalam organisasi dimana faktor tersebut dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi.
Proses kerjasama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Problem yang timbul dapat menyangkut masalah sistem kerjasamanya dan dapat pula menyangkut perlengkapan atau peralatan yang digunakan. Sistem kerjasama yang terlalu birokratis atau sebaliknya dapat menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien.
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi.
Contoh Faktor Internal :

  • Perubahan kebijakan lingkungan.

  • Perubahan tujuan.

  • Perluasan wilayah operasi tujuan.

  • Volume kegiatan bertambah banyak.

  • Sikap dan perilaku para anggota organisasi.

B. Faktor eksternal

Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar (atau sering disebut lingkungan) organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.
Contoh Faktor Eksternal:

  • Politik

  • Hukum

  • Kebudayaan

  • Teknologi

  • Sumber daya alam

  • Demografi

  • Sosiologi

Pengertian Perkembangan Organisasi

Ada beberapa pengertian tentang Perkembangan Organisasi :

  • Strategi untuk merubah nilai-nilai daripada manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi itu dapat beradaptasi dengan dengan lingkungannya

  • Suatu penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu organisasi

  • Perkembangan organisasi merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu organisasi

  • Perkembangan organisasi merupakan suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi

  • Perkemangan organisasi lebih menekankan pada system sebagai sasaran perubahan.

  • Perkembangan organisasi meliputi perubahan yang sengaja direncanakan.


Sebuah organisasi sangatlah perlu mengalami sebuah perkembangan, karena suatu organisasi dapat dikatakan berhasil saat organisasi tersebut berkembang ke arah yang positif, sehingga rakyat yang tergabung dalam rganisasi tersebut dapat mencai tujuannya. Dan dalam suatu perkembangan organisasi memerlukan penyesuaian sistem pada organisasi tersebut dalam mengikuti perubahan zaman. Dan perkembangan suatu organisasi juga dapat dijadika paramater bagi organisasi tersebut, apakah organisasi tersebut dapat tetap eksis dan mengayomi masyarakat organisasi tersebut dalam menghadapi perkembangan zaman. Jika sebuah organisasi sudah tidak bisa mengayomi atau gagal dalam mencapai tujuan dari masyarakat dari organsasi tersebut maka, organisasi tersebut adalah organisasi yang telah gagal dalam perkembangannya.

Faktor pengembangan organisasi

Faktor pengembangan organisasi terbagi 2, yaitu:

Faktor eksternal:

  • Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi.

  • Perkembangan IPTEK.

  • Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat organisasi berfikir bagaimana mendapatkan sumber di luar organisasi untuk masa depan organisasi.


Faktor internal:

  • Struktur.

  • Sistem dan prosedur.

  • Perlengkapan dan fasilitas.

  • Proses dan saran apabila titik cocok akan membuat organisasi melalui perbaikan.

  • Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.

Ciri-ciri pengembangan organisasi

Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.

  • Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.

  • Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.

  • Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.

  • Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.

  • Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.


2. Langkah-Langkah Perubahan Organisasi


Perubahan organisasi merupakan perubahan yang berkaitan dengan pengembangan, perbaikan, maupun penyesuaian yang meliputi struktur, teknologi, metode kerja maupun sistem manajemen suatu organisasi. suatu organisasi tidak harus melaksanakan suatu perubahan. Hal ini merupakan suatu strategi untuk memenuhi beberapa keseluruhan tujuan dari suatu organisasi.
Langkah tersebut terdiri dari :

a. Mengadakan Pengkajian

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di luar organisasi. Perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara lain politik, ekonomi, teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap organisasi, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif.

b. Mengadakan Identifikasi

Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi dalam organisasi. Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.

c. Menetapkan Perubahan

Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.

d. Menentukan Strategi

Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan maka pemimpin organisasi haru segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.

e. Melakukan Evaluasi

Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti negatif.


3. Perencanaan Strategi Dan Pengembangan Organisasi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan strategi dan pengembangan organisasi:

  • Pengamatan Eksternal


Yaitu dengan memperhatikan kesempatan dan ancaman di segala aspek, baik ekonomi, politik, teknologi, budaya dan lainnya yang semua variable itu akan membentuk karakter organisasi. Metode ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Wayne E. Rosing, wakil Direktur pengembangan Sun Microsystems, Inc ”Tidak ada satupun yang memotivasi Sun kecuali ketakutan akan apa yang dilakukan oleh pesaing ”.

  • Pengamatan Internal


Terdiri dari eavaluasi SDM dan struktur organisasi, dengan tujuan mengukur kesiapan SDM (inputs) strategi sekarang (process), kinerja (outputs) dan potensi dalam yang akan membentuk kedinamisan organisasi. Dalam internal terdapat dua variable yang penting, yaitu, Struktur dan Budaya. Struktur berkenaan dengan mekanisme, prosedural organisasi. Budaya adalah yang berkenaan dengan pola keyakinan dan pemikiran, aspirasi dan nilai-nilai yang diharapkan oleh semua anggota organisasi.

  • Perumusan Organisasi.


Adalah pengembangan planing jangka panjang, dari menejemen yang efektif dari kesempatan dan ancaman yang disinergiskan dengan kondisi internal.

  • Misi.


Misi Organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi ada dan mempertegas keberadaan organisasi. Konsep misi yang disusun dengan sistemik dan general itu akan menjadikan ciri khas organisasi dengan organisasi yang lain, dan berperan terhadap uniknya nilai produk organisasi yang ditawarkan. Konsepsi misi yang apik juga dapat meminimalisir konflik internal yang dianggap kurang prinsip dan membantu meningkatkan intensitas diskusi dan kajian secara produktif. Namun sebelum mengembangkan misi, alangkah baiknya menetukan analisis stakeholder. Dalam hal ini stakeholder organisasi adalah, SDM, atau organisasi apapun dieksternal yang yang dapat melakukan perhatian yang dipengaruhi oleh hasil itu.

  • Tujuan.


Adalah hasil akhir aktivitas perencanaan, dengan merumuskan apa dan kapan yang akan diselasaikan dengan mengukur sasaran.

  • Strategi.


Strategi merupakan konsep perencanaan komprehensif tentang bagiamana organisasi dapat mencapai misi dan tujuan.

  • Kebijakan


Adalah pedoman luas yang menghubungkan strategi dan implementasi. Kebijakan ini bersifat general yang nantinya akan diikuti dan disepesifikan dan di interpretasikan dan di implementasikan oleh devisi-devisi melalui strategi dan tujuan devisi masing-masing.

  • Implementasi strategi


Adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakan dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur.

  • Program


Adalah pernyataan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan pereencanaan sekali pakai.

  • Anggaran


Adalah program yang dinyatakan dalam satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan oleh SDM untuk mengelola organisasi.

  • Prosedur


Sering juga disebut dengan standard operating proscedures, yaitu langkah-langkah yang berurutan yang menggambarkan dengan rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan.

  • Evaluasi dan Pengendalian


Adalah proses yang melalui aktivitas-aktivitas dan hasil kerja dimonitor dan kinerja nyata dengan kinerja/program yang diinginkan. Hasil yang diharapkan dalam sebuah organisasi adalah bentuk peningkatan efektivitas organisasi : produk, efesiensi, dan kepuasan dalam jangka pendek, adaptasi dan pengembangan dalam jangka menengah, kemampuan berrtahan dalam jangka panjang.

4. Implikasi Manajerial


Sebab yang terjadi karena adanya perubahan dan pengembangan organisasi adalah sebuah organisasi tersebut akan mengalami peningkatan baik dalam kinerja maupun hal lainnya, organisasi tersebut juga tidak akan diam di dalam suatu posisi melainkan terus berkembang semakin hari.

Sumber:
http://nandacacingan.blogspot.com/2012/10/makalah-perubahan-dan-perkembangan.html
http://aditb-gunadarma.blogspot.com/2012/11/makalah-kelompok-5-perubahan-organisasi.html
http://www.docstoc.com/docs/16676866/Perubahan-Organisasi-Organisasi-dan-Manajemen-Bisnis-Arianis-Chan-2009
http://sartikaraharjo.blogspot.com/2012/11/teori-organisasi-umum-1-perubahan-dan.html

 

Sabtu, 24 Mei 2014

DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI


Dimensi Struktur Organisasi

Ø  Kompleksitas

Kompleksitas merujuk pada tingkat diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Diferensiasi horisontal mempertimbangkan tingkat pemisahan horisontal di antara unit-unit. Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman hierarki organisasi. Diferensiasi spasial meliputi tingkat sejauh mana lokasi fasilitas dan para pegawai organisasi tersebar secara geografis. Peningkatan pada masalah satu dari ketiga faktor tersebut akan meningkatkan kompleksitas sebuah organisasi.

 

Ø  Diferensiasi horisontal

Diferensiasi horisontal merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan, dan tingkat pendidikan sertapelatihannya.

 
Ø  Diferensiasi vertikal

Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman struktur. Diferensiasi meningkat, demikian pula kompleksitasnya karena jumlah tingkatan hierarki di dalam organisasi bertambah. Makin banyak tingkatan yang terdapat di antara top management dan tingkat yang paling rendah, maka makin besar pula potensi terjadinya distorsi dalam komunikasi, dan makin sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta makin sukar bagi top management untuk mengawasi kegiatan bawahannya.

 
Ø  DiferensiasiSpasial

Diferensiasi spasial merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi dari kantor, pabrik, dan personalia sebagai sebuah organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi spasial dapat dilihat sebagai perluasan dari dimensi dan dan diferensiasi horizontal dan vertikal. Artinya, adalah mungkin untuk memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara geografis. Pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah maupun jarak.

 
Ø  Formalisasi

Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi itu distandardisasikan. Jika formalisasi rendah, perilaku para pegawai relatif tidak terprogram. Karena kebijakan dari seseorang di dalam pekerjaannya berbanding terbalik dengan jumlah perilaku yang diprogramkan lebih dahulu oleh organisasi, maka makin besar standardisasi, makin sedikit pula jumlah masukan mengenai bagaiman suatu pekerjaan harus dilakukan oleh seorang pegawai. Standardisasi bukan hanya menghilangkan kemungkinan para pegawai untuk berperilaku secar lain, tetapi juag menghilangkan kebutuhan bagi para pegawai untuk mempertimbangkan aternatif.

 
Ø  Sentralisasi

Sentralisasi adalah yang paling problematis dari ketiga komponen. Sentralisasi dinyatakan sebagai sejauh mana kekuasaan formal dapat membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dikonsentrasikan pada satu individu, sebuah unit, atau suatu tingkat (biasanya pada tingkat tinggi dalam organisasi), dengan demikian pegawai (biasanya berada di bagian bawah organisasi) hanya memperoleh masukan yang minim dalam pekerjaan mereka. Istilah sentralisasi merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam organisasi. Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya spesialisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang rendah menunjukkan adanya desentralisasi. Tingkat kontrol yang dimiliki seseorang dalam seluruh proses pengambilan keputusan dapat digunakan sebagai sebuah ukuran mengenai sentralisasi. Kelima langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: mengumpulkan informasi untuk diteruskan kepada pengambil keputusan mengenai apa yang dapat dilakukan; memproses dan menginterpretasikan informasi tersebut untuk memberi saran kepada pembuat keputusan mengenai apa yang harus dilakukan; membuat pilihan mengenai apa yang hendak dilakukan; memberi wewenang kepada orang lain mengenai apa yang hendak dilakukan.

 
Departementalisasi


Pengertian Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :

Fungsi :
  1. Produk atau jasa
  2. Wilayah
  3. Langganan
  4. Proses atau peralatan
  5. Waktu
  6. Pelayanan
  7. Alpa – numeral
  8. Proyek atau matriks

Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan –kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi. Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif. Departementalisasi Divisional :Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).


Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.

 

Model-model Desain Organisasi


Model desain organisasi dibedakan menjadi 2, yaitu :

1.      Model Mekanistis
Menekankan pentingnya produksi dan efisiensi melalui :

§  Penggunaan Ekstensif aturan dan prosedur

§  Kewenangan terpusat

§  Spesialisasai tenaga kerja yang tinggi

§  Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan

§  Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi

§  Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat

§  Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental

§  Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif

§  Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok

§  Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
 

2.      Model Organik

Menekankan pentingnya produksi dan efisiensi melalui :

§  Penggunaan terbatas aturan dan prosedur

§  Kewenangan terdesentralisasi

§  Derajat spesialisasi yang relatif rendah

§  Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan

§  Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi

§  Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping

§  Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental

§  Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok

§  Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis

§  Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri

§  Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.


Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi 

Pegawai atau karyawan dalam suatu perusahaan terhubung dalam suatu kesatuan struktur yang menyatu dengan tujuan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan dengan lebih baik dibandingkan tanpa adanya pembagian bagian tugas kerja.Untuk melakukan pengumpulan orang-orang dalam suatu unit, divisi, bagian ataupun departemen dengan tugas pekerjan yang berkaitan diadakan kegiaitan departementalization atau departementalisasi.posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desan dan struktur organisasi

Referensi :


4.idviosafrisca.blogspot.com/2013/04/dimensi-struktur-organisasi.html